Thursday 12 March 2015

come clean

There's only one thing that i tried to hide in front of everyone, i told everyone that I'm totally fine but the truth is I'm totally broken. My last relationship with the biggest coward alive, which name is O... really hurt me as hell, yes even till now...

This day, I thought that I'm ready for a whole new relationship but then i realize that I'm afraid, I'm not even ready at all. I still feel the pain, ibarat hati gue ancur kelindes vespa bututnya dia gitu lho, fuck you asshole. He ran away from me like I'm the worst woman alive, like I've done something terrible. He even don't wanna see me, padahal gue cuma mau minta maaf karena gak bisa jadi yang terbaik... damn, it hurts me as hell. 

I don't wish him bad, or even well. But karma is a bitch baby, it'll slap you harder than ever. And I'll be there laughing my ass hard, i never felt so much hatred till now. You were the only one I'm searching for but well you leave me without explanation. I realize now that you are not even worth the love. Bahkan anjing kampung pun lebih pantas buat disayang daripada lo to :)

Tuesday 20 January 2015

Gema tentang Tara

Gema tentang Tara..

Sebenarnya ngga ada yang benar-benar special dari seorang Tara. Gema terlalu malas untuk mengakui bahwa gadis itu memiliki mata  yang membulat mempesona, atau lesung pipitnya yang tersungging menggemaskan.
Sejak mereka bertemu di pameran seni tahun lalu, dunia Gema rasanya jumpalitan.
Tahun lalu ia mendapati Tara tengah asik mengamati lukisannya. Lukisan sederhana yang ia kerjakan dengan susah payah, hanya coretan-coretan kasar tak bermakna, setidaknya bagi yang melihatnya. Namun Tara berbeda...

"Hei.. ngelamunin apa sih lo? gue dari tadi ngomong ngga di dengerin??". Gema terusik dari lamunannya dan mendapati Tara tengah duduk di sebelahnya. tangannya terlipat di dada, memberengut.

"Ngelamun apaan?siapa yang ngelamun. ngomong apa tadi, Ra?" tanya Gema lembut.

"Tuh kan beneran ngga di dengerin!!Ardi, Ma. Ardi!! dia ngajak jalan besok. Gue jawab apa dong??," Tara menunjukkan handphone nya yang berisi LINE dari Ardi dengan gemas. "Lo kan gitu sih suka ngga dengerin kalo gue ngomong. sebel deh!"

"Ardi mantan lo itu kan? yaudah jalan aja. daripada lo disini gangguan gue ngelukis," jawab Gema santai.

"Ah lo mah ga asik! gue males nih.. aduh gimana dong jadi bingung gue," Tara kini sudah beranjak dari kursinya dan berjalan mondar mandir di hadapan Gema.

"Duduk, Ra! kebiasaan deh lo ngga bisa diem banget," dengan lembut di raih nya tangan Tara agar kembali duduk. "Udah jalan aja kalo lo mau, kalo lo ngga mau ya gausah, ribet deh cewe!" katanya acuh.

"Selalu kan lo bawa-bawa gender! yaudah iya gue jalan sama Ardi biar lo puas!besok gue jalan sama Ardi!," Tara cemberut kesal. Gema tuh ngga ngerti dia banget sih!

"Ngambek kan. cewe kan emang!," dengan gemas di cubitnya pipi Tara. Lalu ia cekikan sendiri.
"Apasih?? norak deh lo suka sok imut kan lo," namun diam-diam Tara tersenyum dalam hati.

"Jadi bener nih gue jalan aja sama Ardi besok? yakin nih bener nih?? ngga nyesel nih? serius nih?". Cerewet sekali memang wanita satu ini.

Gema menatap Tara lama, si bodoh yang bahkan tak sadar kalau pipinya sudah tercoreng tinta. si bodoh yang masih saja cekikikan genit di depannya. si bodoh yang tak bisa mendengar teriakan hatinya..

"Jangan pergi, Ra.."

Z.

Monday 19 January 2015

Dilema


Seiring waktu berjalan, Gema dan Tara sering menghabiskan waktu bersama. Bersama dalam suka maupun duka. Benih - benih cinta diantara mereka pun tumbuh tak terelakkan, benih - benih itu tumbuh semakin besar setiap harinya. Namun, tak satupun dari mereka yang mampu mengutarakannya. Hingga mereka hanya mencintai dalam diam, berharap suatu saat salah satu dari mereka mengutarakan perasaan.

Hingga pada suatu saat, sosok masa lalu dari Tara datang dan memberikan semua yang tidak ia dapatkan saat bersamanya dulu. Tara merasa rasa yang dulu hilang kembali muncul, akan tetapi ia tak tahu harus bagaimana. Hatinya ingin bersama Gema, namun pikirannya ingin memberikan kesempatan kedua kepada Ardi, seorang pria yang pernah menyakiti hatinya.


                                                       S.